Laman

Senin, 09 Agustus 2010

Kalimat-Kalimat Yang Memiliki Mahal Dalam I’rab

الجمل التي لها محل من الاعراب
Kata الجمل adalah jamak dari kata الجملة (artinya kalimat). Apapun yang dimaksud dengan kalimat الجمل التي لها محل من الاعراب adalah setiap jumlah (الجملة ) yang mempunyai mahal (محل) atau kedudukan dalam i’rob baik itu jumlah ismiah (الجملة الإسمية) maupun jumlah fi’liyah ( الجملة الفعلية). Adapun perubahan bentuk pada jumlah ini tidak menyebabkan perubahan karena hanya di takwilkan saja.
Contoh seperti kalimat-kalimat berikut
1. خالد يذهبُ الى الفصل
2. كان خالد يذهبُ الى الفصل
Pada kalimat pertama kata يذهبُ merupakan jumlah fi’liah, dan adapun i’robnya adalah rofa’ karena menjadi khobar dari kata خالد . Sedangkan pada kalimat yang ke dua, kata يذهبُ kedudukan i’robnya adalah nashob (نصب ) karena menjadi khobar dari kaana ( خبر كان ).


1. MACAM-MACAM JUMLAH DAN KEDUDUKANNYA DALAM I’ROB

Jumlah-jumlah yang mempunyai kedudukan dalam i’rob itu ada sembilan macam yaitu;
جملة الخبر (Jumlah khobar), جملة الحال (Jumlah hal), جملة مفعول به (Jumlah maf’ul bih), جملة الفاعل (Jumlah Fa’il), جملة نائب الفاعل (Jumlah naibul fa’il), جملة المضاف إليه (Jumlah mudlof ilaih), جملة جواب الشرط (Jumlah jawab syarat), جملة النعت (Jumlah na’at), جملة التابعة لجملة لها محل من الإعراب (Jumlah yang mengikuti kepada kedudukan jumlah yang sebelumnya.

1.1. جملة الخبر (Jumlah khobar)
Jumlah khobar adalah jumlah yang dalam susunan kalimatnya berkedudukan sebagai khobar. Adapun mahal (محل) untuk jumlah ini adalah rofa’, dengan catatan menjadi khobar untuk mubtada, atau khobar inna (خبر إن واخواتها) atau la nafiaah liljinsi.
Contoh seperti kalimat:
محمد يقرأ الكتاب
Kata يقرأ merupakan jumlah fi’liah yang terdiri dari fi’il dan fa’il dan sekaligus berkedudukan sebagai khobar dari kata muhammad jadi mahal untuk kata يقرأ adalah ro’fa.

1.2. جملة الحال (Jumlah hal)

Jumlah hal adalah jumlah yang dalam susunan kalimatnya berkedudukan sebagai hal (حال) baik yang berbentuk jumlah ismiah maupun jumlah fi’liah. Adapun mahal untuk jumlah ini adalah nashab,
Contoh dalam kalimat berikut:
لا تقربوا الصلاة وأنتم سكارى
جاءوا أباهم عشاء يبكون
Kalimat وأنتم سكارى pada kalimat diatas merupakan hal dari dhomir sehingga mahal untuk kalimat tersebut adalah nashab. Begitu juga dengan kalimat يبكون pada kalimat kedua, kalimat tersebut merupakan jumlah fi’liah yang terdiri dari fi’il dan fa’il. Adapun kedudukan jumlah tersebut adalah sebagai hal dari kata أباهم , sehingga mahal untuk kalimat tersebut adalah nashab.

1.3. جملة مفعول به (Jumlah maf’ul bih)

Jumlah maf’ul bih adalah jumlah yang dalam susunan kalimatnya berkedudukan sebagai maf’ul bih (مفعول به) baik yang berbentuk jumlah ismiah maupun jumlah fi’liah. Adapun mahal untuk jumlah ini adalah nashab.
Contoh seperti dalam kalimat berikut:
قال إنى عبد الله
حسبتك يحسن القول
Kedua kalimat yang bergaris bawah diatas merupakan maf’ul bih dari kalimat yang sebelumnya sehingga mahal untuk kedua kalimat tersebut adalah nashab

1.4. جملة الفاعل (Jumlah Fa’il)

Jumlah fa’il adalah jumlah yang dalam susunan kalimatnya berkedudukan sebagai fa’il (فاعل) . Adapun mahal untuk jumlah ini adalah rofa’.
Contohnya seperti dalam kalimat berikut:
أثلج صدرى أن الثقافة تتزايد
Kalimat أن الثقافة تتزايد merupakan fa’il dari kata أثلج sehingga mahal untuk kalimat tersebut adalah rofa’.

1.5. جملة نائب الفاعل (Jumlah naibul fa’il)

Jumlah naibul fa’il adalah salah satu jumlah yang dalam susunan kalimatnya mempunyai kedudukan sebagai naibul fa’il. Dan adapun mahal untuk jumlah ini adalah rofa’
Contohnya seperti dalam kalimat berikut:
علم الصدق فضيلة
Kata الصدق فضيلة adalah jumlah ismiah yang dalam susunan kalimatnya berkedudukan sebagai naibul fa’il. Sehingga mahal untuk kalimat tersebut atau jumlah tersebut adalah rofa’


1.6. جملة المضاف إليه (Jumlah mudlof ilaih)

Jumlah mudlof ilaih adalah salah satu jumlah atau kalimat yang dalam susunan kalimatnya berkedudukan sebagai mudlof ilaih. Adapun mahal untuk kalimat ini adalah khofadz atau jar.
Contoh seperti dalam kalimat berikut
سأستقبلك حين تعود
Kata تعود merupakan jumlah fi’liah yang berkedudukan sebagai mudlof ilaih sehingga mahal untuk kalimat tersebut adalah khofadz

1.7. جملة جواب الشرط (Jumlah jawab syarat)

Jumlah jawab syarat adalah salah satu jumlah atau kalimat yang dalam susunan kalimatnya berkedudukan sebagai jawabul syarat. Adapun mahal untuk kalimat ini adalah jazm.
Contohnya seperti pada kalimat berikut:
إن يشرق فقد شرق أخ له من قبل
Kata شرق merupakan jumlah fi’liah yang pada susunan kalimatnya sedang berkedudukan sebagai jawab syarat dari kalimat sebelumnya yaitu إن يشرق , sehingga mahal untuk kalimat شرق adalah jazm.

1.8. جملة النعت (Jumlah na’at)

Jumlah na’at adalah salah satu jumlah atau kalimat yang dalam susunan kalimatnya berkedudukan sebagai sifat atas kata sebelumnya atau mensifati kata sebelumnya. Adapun mahal untuk jumlah na’at ini adalah tergantung kepada man’utnya (منعوت). Apabila man’utnya (منعوت) berkedudukan sebagai rofa’, maka mahal untuk jumlah na’at ini adalah rofa. Apabila man’utnya (منعوت) berkedudukan sebagai nashab, maka mahal untuk jumlah na’at ini adalah rofa’. Dan apabila man’utnya (منعوت) berkedudukan sebagai majrur, maka mahal untuk jumlah na’atnya adalah majrur
Contohnya seperti dalam kalimat berikut:
وجاء من أقصى المدينة رجل يسعى
واتقوا يوما ترجعون فيه
مررت برجل يخدم أمه
Kalimat yang bergaris bawah pada contoh diatas merupakah na’at atau sifat dari kata-kata sebelumnya, seperti pada kalimat pertama, terdapat kalimat يسعى , karena berada di depan isim nakiroh maka kalimat يسعى ini menjadi sifat dari kata yang sebelumnya yang berkedudukan sebagai fa’il sehingga mahal untuk jumlah ini adalah rofa’. Begitu juga dengan kalimat yang kedua, yaitu kalimat ترجعون menjadi na’at dari kata yang sedang berkedudukan sebagai nashab sehingga mahal untuk jumlah ترجعون ini adalah nashab. Dan yang terakhir yaitu kalimat يخدم yang menjadi na’at atau sifat dari sebuah isim yang kedudukan i’robnya adalah khofad atau jar sehingga mahal untuk jumlah يخدم ini adalah khofadz atau jar

1.9. جملة التابعة لجملة لها محل من الإعراب (Jumlah yang mengikuti kepada kedudukan jumlah yang sebelumnya)

Jumlah yang terakhir ini adalah jumlah yang mengikuti kepada jumlah yang sebelumnya, bisa kerena menjadi ma’thuf (معطف) ataupun menjadi badal (بدل) dari jumlah sebelumnya. Adapun mahal untuk jumlah ini adalah tergantung kepada mathbu’ahnya (مطبوعة) atau yang diikutinya. Mahal untuk jumlah ini akan menjadi rofa’, apabila mathbu’ahnya (مطبوعة) sedang dalam keadaan rofa’. Dan akan menjadi nashab apabila mathbu’ahnya (مطبوعة) sedang dalam keadaan nashab, dan bisa juga menjadi khofadz atau jar, apabila mathbu’ahnya (مطبوعة) sedang dalam keadaan khofadz atau jar.
Contohnya seperti dalam kalimat berikut
المال يروح و يأتى
وجدت العلم يرفع صاحبه و يسعده
كانت الشمس تبدو و تخفى
Pada kalimat yang pertama terdapat kalimat يأتى , kalimat ini merupakan jumlah fi’liah yang menjadi ma’thuf dari jumlah yang sebelumnya yang sedang dalam keadaan rofa’, maka mahal untuk kalimat يأتى ini adalah rofa’. Begitu juga pada kelimat-kalimat yang selanjutnya, kata-kata yang bergaris bawah merupakan ma’thuf dari jumlah-jumlah yang sebelumnya. Sehingga mahal untuk jumlah-jumlah tersebut akan mengikuti jumlah yang sebelumnya.

6 komentar: